RIWAYAT HIDUP PANTAI TOPEJAWA TAKALAR
Pantai Tope Jawa
02-September-2010
Sore itu tenang, alam memiliki irama sendiri. Kekacauan pada giliran kerja senin pagi yang membosankan seakan kontras dengan suasana sekarang. Aku sudah bisa menebak, sore yang membuatku bisa berbaring dan benar-benar berlibur.
Kurasa kita semua berpanutan pada orangtua kita _ pertanyaannya adalah seberapa besar? Pemikiran inilah yang berseliweran dalam benakku ketika banyak hubungan keluarga yang retak, sedang ia mencoba menawarkan sosok ayah tanpa hubungan darah.
Kedua lenganku kecoklatan akibat terpanggang matahari. Rasanya seperti sedang liburan di Harvard, berusaha membuat profil yang membuat gadis di Laundromat berdiri di depanku.
Kalau kau benar-benar memperhatikan, The Tope Jawa Beach sebenarnya penghasil keceriaan dari jam kerja yang selalu berwujud dementor. Gambar ini menegaskan bahwa jiwa yang serupa memberikan expresi yang serupa. Bagi kami musim panas adalah kata kerja.
Ada pula saat-saat ketika kami tampak begitu bersemangat. Seperti seorang pejuang dengan berbagai gagasan. Atau seperti manusia yang memiliki mimpi, seperti membayangkan bagaimana rasanya mempelajari ilmu kelautan di University of Hawaii. Atau pejuang yang mencoba terjun payung. Atau pindah ke Praha. Atau salah satu dari jutaan impian.
Bahkan dalam kegelapan, kami bisa melihat sejarah masuk dalam pelukannya. Seakan aku jadi anak kecil lagi, aku menekan keinginanku kuat-kuat. Lebih dari apapun di dunia ini, untuk memundurkan waktu sedikit.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar